Penyebab Sakit Flu influenza Berkepanjangan dan tak kunjung Berhenti


Gejala influenza atau biasa di sebut dengan Flu dapat juga dimulai dgn langsung dan cepat tanpa kita sadari, satu hingga dua hri sesudah infeksi. Rata Rata gejala awalnya yaitu dengan rasa kedinginan yang amat sangat menggigil. tapi demam pun tidak jarang berlangsung terhadap awal infeksi, bersama temperatur badan berkisar 38-39 °C (kurang lebih 100-103 °F).

Tidak Sedikit orang merasa demikian sakit maka mereka tak bisa bangun dari tempati tidur sewaktu sekian banyak hri, bersama rasa sakit & nyeri sekujur badan, yg terasa lebih berat terhadap daerah punggung & kaki. 

Gejala influenza atau sakit Flu berkepanjangan meliputi : 

Demam & perasaan dingin yg ekstrem (menggigil, gemetar), Batuk, Hidung,tersumbat,Nyeri badan, terutama sendi & tenggorok,Kelelahan, 
Nyeri kepala,Iritasi mata, mata berair,Mata merah, kulit merah (terutama wajah), juga kemerahan kepada mulut, tenggorok, & hidung, Ruam petechiae, 

Kepada anak, gejala gastrointestinal seperti diare & nyeri abdomen (mampu jadi parah kepada anak bersama influenza B) Kadangkala susah buat membedakan antara selesma & influenza kepada step awal dari infeksi ini. 

Tetapi flu musiman dan menahun bakal diidentifikasi jikalau terdapat demam tinggi mendadak bersama kelelahan yg ekstrem. Diare rata rata bukan gejala dari influenza dari anak, tetapi hal itu bisa dijumpai terhadap sebahagian kasus "flu burung" H5N1 kepada manusia & akan jadi gejala terhadap anak-anak.Gejala yg paling tidak jarang terdapat kepada influenza ditunjukkan kepada tabel di kanan. 

Sebab obat-obat antivirus efektif dalam mengobati influenza seandainya apabila diberikan secara dini dan juga mengidentifikasi kasus dengan cara dini. 

Dari gejala-gejala sakit flu yg disebutkan diatas, kombinasi demam dgn batuk, nyeri tenggorok dan/atau hidung tersumbat bakal meningkatkan akurasi diagnositik. Dua penelitian analisis ketetapan menunjukkan bahwa terhadap dikala terdapat wabah influenza lokal, prevalensinya lebih dari 70%,oleh sebab itu pasien dgn salah satu kombinasi dari gejala tersebut sanggup diobati dgn inhibitor neuraminidase tidak dengan sensor. 

Bahkan kala tak terdapatnya wabah lokal, pengobatan bisa dibenarkan terhadap pasien lanjut usia kepada ketika masa influenza selagi prevalensinya lebih dari 15%. 

Ketersediaan sensor laboratorium utk influenza tetap mengalami peningkatan. Pusat Pengendalian & Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, merangkum sensor laboratorium paling baru yg sedia. 

Menurut CDC, sensor diagnostik langsung (rapid diagnostic test) mempunyai sensitivitas se gede 70-75% & spesifisitas se gede 90-95% di bandingkan dgn kultur virus. Sensor ini terutama bermanfaat terhadap periode influenza (prevalensi = 25%) tidak dengan adanya wabah langusng, atau masa periinfluenza.

sumber wikipedia.org